Daftar Cek Masalah
Nama :
Evendi Saputra
NPM :
14130011
Prodi : BK /
A
Daftar Cek Masalah merupakan seperangkat daftar
pertanyaan kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing
pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami oleh seorang individu.
Daftar cek masalah (DCM) dikembangkan oleh Ross L. Mooney berisi 330 butir
pernyataan masalah yang terbagi dalam 11 bidang masalah, dimana setiap bidang
masalah berisi 30 butir pernyataan masalah dan ditambah satu bidang masalah
lain-lain yang berisi 3 (tiga) butir pertanyaan terbuka.
Kata kunci : daftar cek masalah siswa
Pendahuluan
Perilaku manusia merupakan ungkapan atau ekspresi dari
ciri yang mewarnai atau melandasi individu itu berperilaku sehingga perilaku
tersebut dapat diobservasi. Namun tidak semua hal yang psikologis dapat
diobservasi. Oleh karena itu dibutuhkan indikator-indikator yang memberikan
tanda tentang derajat perilaku yang diukur. Agar indikator-indikator tersebut
dapat didefinisikan dengan lebih tepat, dibutuhkan psychological attributes /
traits yang disebut konstruk (construct). Konstruk adalah konsep hipotesis yang
digunakan oleh para ahli yang berusaha membangun teori untuk menjelaskan
tingkahlaku. Indikator dari suatu konstruk psikologis diperoleh melalui berbagai
sumber seperti hasil-hasil penelitian, teori, observasi, wawancara, elisitasi
(terutama untuk konstruk sikap) lalu dinyatakan dalam definisi operasional.
Kegiatan pengukuran psikologis sering disebut juga
tes. Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan sampel tingkah laku yang
dimiliki individu secara sistematis dan terstandar. Disebut “sampel tingkah
laku”, karena tes hanya mendapatkan data pada waktu tertentu serta dalam
kondisi dan konteks tertentu. Artinya, pada saat tes berlangsung, diharapkan
data yang diperoleh merupakan representasi dari tingkah laku yang diukur secara
keseluruhan. Terdapat beberapa teknik non testing dalam pengumpulan data tentang
perilaku individu seperti observasi, daftar cek dan daftar cek masalah,
interview atau wawancara, angket dan skala psikologis dan sosiometris.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang
teknik non testing dalam pengumpulan data yang berupa daftar cek dan daftar cek
masalah.
Metode
Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan studi pustaka baik
dari buku cetak, jurnal, dan internet. Penulisan ini disajikan secara
deskriptif dari berbagai sumber yang didapat mengenai informasi data yang
berhubungan dengan DCM Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam pembahasan
secara kualitatif dan kemudian disajikan secara deskriptif mengenai tentang
makna, kelebihan dan kekurangan DCM
Pembahasan
A.
Pengertian
Daftar Cek Masalah merupakan seperangkat
daftar pertanyaan kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau
memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami oleh seorang
individu. Daftar cek masalah (DCM) dikembangkan oleh Ross L. Mooney berisi 330
butir pernyataan masalah yang terbagi dalam 11 bidang masalah, dimana setiap
bidang masalah berisi 30 butir pernyataan masalah dan ditambah satu bidang
masalah lain-lain yang berisi 3 (tiga) butir pertanyaan terbuka.
Bidang-bidang yang ada pada DCM
meliputi :
1.
Kesehatan pada Perkembangan Fisik (Health and Physical Development) atau
HPD.
2.
Keadaan Penghidupan dan Keuangan (Finance, Living conditions and
Employment) atau FLE
3.
Reaksi dan Hobi (Social and Recreational Activies) atau SRA
4.
Kehidupan sosial dan keaktifan berorganisasi (Social Psychological
Relations) atau SPR
5.
Hubungan pribadi (Personal Pyschological Relations) atau PPR
6.
Muda-mudi (Courtship, Sex and Marriage) atau CSM
7.
Kehidupan Keluarga (Home and Family) atau HF
8.
Agama dan Moral (Morals and Religions) atau MR
9.
Penyesuaian terhadap Sekolah (Adjusment to College Work) atau ACW
10.
Masa depan dan Cita-cita pendidikan/jabatan (The Future Vocational and
Educational) atau FVE
11.
Penyesuaian terhadap Kurikulum (Curriculum and Teaching Procedures) atau
CTP
- B. Pengadministrasian
Pada penggunaan
asesmen DCM, konselor perlu memahami prosedur pengadministrasian yang benar,
sehingga proses pelaksanaan berjalan baik danhasil data yang diperoleh memiliki
akurasi yang baik. Beberapa prosedur yang harus dilakukan memiliki beberapa
tahapan yaitu:
1. Perencanaan
a. Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah
peserta didik yang akan mendapatkan layanan asesmen.
b. Menyiapkan lembar asesmen DCM sesuai
jumlah peserta didik.
c. Menyiapkan lembar jawaban DCM.
d. Menyiapkan ruang dengan situasi
tenang, pencahayaan baik, kursi yang nyaman.
2. Pelaksanaan
a. Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat, dan
kerahasiaan).
b. Meminta individu menyiapkan alat
tulis.
c. Membagi lembar asesmen dan lembar
jawaban DCM.
d. Memberi instruksi cara pengerjaan
DCM.
e. Menginformasikan bahwa pengerjaan
DCM tidak memiliki batas waktu.
f. Melakukan pemeriksaan ketepatan
peserta didik dalam cara mengisi DCM.
g. Mengumpulkan hasil pengisian DCM.
3. Pengolahan Hasil
a. Konselor melakukan pengolahan hasil
DCM dengan melakukan penghitungan secara kuantitatif menggunakan format
tabulasi pengolahan dan rumus yang telah ditetapkan.
b. Berdasarkan hasil pengolahan secara
kuantitatif, konselor melakukan analisis kualitatif.
c. Pengolahan hasil DCM harus dilakukan
paling lambat satu minggu setelah pengisian, mengingat permasalahan individu
bersifat dinamis dan bisa mengalami perubahan.
c. Tujuan, Kelebihan dan
Kekurangan DCM
Kegunaan DCM
dalam proses asesmen dalam layanan Bimbingan dan Konseling yang memiliki
kelebihan dan kekurangan
Tujuan DCM
Tujuan DCM yaitu untuk merangsang atau memancing
pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang
1. Kelebihan Daftar Cek Masalah
a. Pada proses pelaksanaan bersifat
efisien karena pelaksaan DCM dapat dilakukan secara klasikal, sehingga guru
pembimbing dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak
b. Pada akurasi data yang diperoleh
melalui DCM memiliki validaritas dan reliabitas tinggi mengingat peserta didik
yang mengisi dapat langsung melakukan pengecekan sendiri kesesuaian masalah
yang dirasakan atau dialami, selain itu karena penyediaan butir permasalahan
cukup banyak, maka memberi peluang data masalah yang diungkapkan melalui DCM
bersifat teliti, mendalam dan meluas.
c. Dari segi fungsinya, penggunaan DCM
memudahkan peserta didik mengemukakan masalah, mengingat penyediaan butir
permasalahan yang memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang
sedang atau pernah dialaminya.
d. Sistemasi jenis masalah yang
dikelompokan dalam berbagai bidang mempermudah guru pembimbing untuk melakukan
analisis dan sintesa data serta merumuskan kesimpulan masalah yang dialami
peserta didik.
e. Penggunaan DCM memiliki banyak
manfaat antara lain konselor lebih mengenal peserta didiknya yang membutuhkan
bantuan segera, konselor memiliki peta masalah individu maupun kelompok, hasil
DCM dapat digunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dan yang lebih penting
lagi peserta didik dapat memahami masalah yang dialami dan memahami apakah
dirinya memerlukan bantuan atau tidak.
2. Kekurangan Daftar Cek Masalah
a. Membutuhkan waktu yang banyak untuk
pengolahan hasil, sebagai konsekuensi dari banyaknya jumlah bidang masalah dan
jumlah butir pernyataan masalah yang tersedia.
b. Data yang diungkapkan melalui DCM
masih bersifat umum berbentuk peta masalah dan banyaknya masalah yang dialami
pada setiap bidang, sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap masalah peserta
didik, guru pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain seperti
wawancara.
- Macam/Jenis Angket DCM
Daftar cek
masalah yang selama ini digunakan oleh konselor di sekolah-sekolah, hanya
memiliki satu macam/jenis saja, yaitu hasil adaptasi yang dikembangkan
berdasarkan DCM yang dibuat oleh Ross L. Money.
- Langkah Penyusunan
Mengingat
daftar cek masalah sudah tersedia, maka konselor dalam konteks ini tidak
melakukan penyusunan sendiri, tetapi lebih memiliki posisi sebagai pengguna.
Apabila konselor berkeinginan mengembangkan sendiri tentu saja tetap terbuka
peluang untuk itu, bisa saja melakukan adaptasi ulang terhadap DCM yang ada
dengan mencobakannya pada polulasi atau sampel peserta didik yang berbeda
tingkat pendidikan dan berbeda wilayah administratif.
Peran dan Fungsi Konselor
Pada proses asesmen menggunakan DCM, konselor memiliki peranan dan fungsi
sebagai:
1. Perencana, yaitu mulai dari
menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan peserta didik sebagai
asesmen, menyediakan angket DCM dan lembar jawaban sesuai jumlah peserta didik
sasaran dan membuat satuan layanan asesmen DCM.
2. Pelaksanaan, yaitu memberikan verbal setting menjelaskan tujuan,
manfaat, dan kerahasiaan data, memandu peserta didik dalam cara mengerjakan
sehingga dapat dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3. Melakukan pengolahan data mulai dari
membuat tabulasi, menghitung,merangking dan mengklasifikasi persentase, membuat
grafik persentase, membuat deskripsi analisis kualitatif hasil DCM.
4. Melakukan
tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan dan
konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
- Langkah Pengolahan dan Analisis
Untuk mendapat
gambaran peta masalah dan intensitas masalah peserta di didik secara individual
maupun kelompok, guru pembimbing harus melaukan proses pengolahan dan analisis
hasil pengisian DCM. Pengolahan dan analisis hasil dilakukan secara kuantitatif
maupun kualitatif. Berikut langkah pengolahan:
1. Pengolahan dan analisis data
kuantitatif
2. Pengolahan dan analisis data
kualitatif
a. Pada saat melakukan analisis data
kualitatif, konselor perlu menelaah setiap butir pernyataan yang dipilih
peserta didik untuk setiap bidang masalah.
b. Konselor mengelompokkan dan
menuliskan setiap butir masalah yang dipilih peserta didik sesuai dengan
sebelas bidang masalah.
c. Buat deskripsi masalah untuk setiap
bidang dengan menarik kesimpulan umum dari seluruh butir masalah yang dipilih
pada bidang tersebut. Berarti konselor menghasilkan kesimpulan 11 bidang
masalah.
Konselor membuat deskripsi
masalah keseluruhan yang dirasakan peserta didik dengan membuat analisis
dinamika hubungan diantara bidang masalah yang memiliki persentase paling
dominan atau yang memiliki klasifikasi kurang dan kurang sekali.
H.
Alasan
Penggunaan DCM
Penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM) dilakukan atas
dasar pertimbangan efisien, intensif, validitas dan reliabilitas (Sutoyo &
Supriyo, 2008).
1. Efisien, DCM dikatakan efisien, karena
dengan DCM dapat diperoleh banyak data tentang masalah dan kebutuhan siswa
dalam waktu singkat
2. Intensif,
karena data yang diperoleh melali DCM lebih teliti, mendalam dan luas.
Data semacam ini
sulit diperoleh melalui teknik lain seperti observasi, otobiografi, wawancara,
sosiometri dan sebagainya
3. Validitas dan reliabilitas. DCM dikatakan valid dan reliabel, antara lain karena individu yang
bersangkutan mengecek sendiri masalah yang telah atau sedang dialami,
di samping daftar jumlah item kemungkinan masalah yang tersedia cukup banyak,
sehingga individu dapat mencermati dan memilih masalah yang sesuai dengan
dirinya.
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
Untuk mengetahui atau mengukur
tingakah laku manusia dapat menggunakan beberapa teknik non tes
dalam pengumpulan data, salah satu nya adalah daftar cek masalah. Daftar cek
adalah skala untuk mengukur setiap karakteristik atau aktifitas dari seseorang
yang ingin diamati. Untuk dapat menggunakan daftar cek dengat baik maka
sebelumnya kita harus memahami fungsi, ciri-ciri dan macam-macam penggunaan
daftar cek masalah.
Daftar cek yang digunakan untuk megungkapkan
masalah lazim dikenal dengan sebutan “daftar cek masalah” (DCM). Setelah sudah
melakukan pengumpulan data, tugas konselor selanjutnya adalah menganalisis
pekerjaan itu. Analisis ini dapat meliputi analisis individual dan kelompok.
B.
Saran
Sebagai calon
guru bimbingan konseling harus mengetahui dan menguasai tentang tugas
perkembangan anak didiknya,Dan kita juga harus mengetahui apa kegunaan dari DCM
dalam bk,kekurangan dan kelebihan nya supaya intrumen ini bisa bermaanfat bangi
guru bk dan pesertadidiknya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sutoyo Anwar.2012.Pemahaman
Individu.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
2. Erikson, Damanik. 2013. Pengertian Daftar Cek Masalah
( DCM ) di akses di laman http://eriksondamanik.blogspot./2013/pengertian-daftar-cek-masalah-html
No comments:
Post a Comment