Monday 30 May 2016

Daftar cek masalah



Daftar Cek Masalah
Nama : Evendi Saputra
NPM : 14130011
Prodi : BK / A

Daftar Cek Masalah merupakan seperangkat daftar pertanyaan kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami oleh seorang individu. Daftar cek masalah (DCM) dikembangkan oleh Ross L. Mooney berisi 330 butir pernyataan masalah yang terbagi dalam 11 bidang masalah, dimana setiap bidang masalah berisi 30 butir pernyataan masalah dan ditambah satu bidang masalah lain-lain yang berisi 3 (tiga) butir pertanyaan terbuka.

Kata kunci : daftar cek masalah siswa

Pendahuluan
Perilaku manusia merupakan ungkapan atau ekspresi dari ciri yang mewarnai atau melandasi individu itu berperilaku sehingga perilaku tersebut dapat diobservasi. Namun tidak semua hal yang psikologis dapat diobservasi. Oleh karena itu dibutuhkan indikator-indikator yang memberikan tanda tentang derajat perilaku yang diukur. Agar indikator-indikator tersebut dapat didefinisikan dengan lebih tepat, dibutuhkan psychological attributes / traits yang disebut konstruk (construct). Konstruk adalah konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli yang berusaha membangun teori untuk menjelaskan tingkahlaku. Indikator dari suatu konstruk psikologis diperoleh melalui berbagai sumber seperti hasil-hasil penelitian, teori, observasi, wawancara, elisitasi (terutama untuk konstruk sikap) lalu dinyatakan dalam definisi operasional.
Kegiatan pengukuran psikologis sering disebut juga tes. Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandar. Disebut “sampel tingkah laku”, karena tes hanya mendapatkan data pada waktu tertentu serta dalam kondisi dan konteks tertentu. Artinya, pada saat tes berlangsung, diharapkan data yang diperoleh merupakan representasi dari tingkah laku yang diukur secara keseluruhan. Terdapat beberapa teknik non testing dalam pengumpulan data tentang perilaku individu seperti observasi, daftar cek dan daftar cek masalah, interview atau wawancara, angket dan skala psikologis dan sosiometris.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang teknik non testing dalam pengumpulan data yang berupa daftar cek dan daftar cek masalah.
Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan studi pustaka baik dari buku cetak, jurnal, dan internet. Penulisan ini disajikan secara deskriptif dari berbagai sumber yang didapat mengenai informasi data yang berhubungan dengan DCM Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam pembahasan secara kualitatif dan kemudian disajikan secara deskriptif mengenai tentang makna, kelebihan dan kekurangan DCM
Pembahasan
A.   Pengertian
Daftar Cek Masalah merupakan seperangkat daftar pertanyaan kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami oleh seorang individu. Daftar cek masalah (DCM) dikembangkan oleh Ross L. Mooney berisi 330 butir pernyataan masalah yang terbagi dalam 11 bidang masalah, dimana setiap bidang masalah berisi 30 butir pernyataan masalah dan ditambah satu bidang masalah lain-lain yang berisi 3 (tiga) butir pertanyaan terbuka.

Bidang-bidang yang ada pada DCM meliputi :
1.     Kesehatan pada Perkembangan Fisik (Health and Physical Development) atau HPD.
2.     Keadaan Penghidupan dan Keuangan (Finance, Living conditions and Employment)   atau FLE
3.     Reaksi dan Hobi (Social and Recreational Activies) atau SRA
4.     Kehidupan sosial dan keaktifan berorganisasi (Social Psychological Relations) atau SPR
5.     Hubungan pribadi (Personal Pyschological Relations) atau PPR
6.     Muda-mudi (Courtship, Sex and Marriage) atau CSM
7.     Kehidupan Keluarga (Home and Family) atau HF
8.     Agama dan Moral (Morals and Religions) atau MR
9.     Penyesuaian terhadap Sekolah (Adjusment to College Work) atau ACW
10.               Masa depan dan Cita-cita pendidikan/jabatan (The Future Vocational and Educational) atau FVE
11.               Penyesuaian terhadap Kurikulum (Curriculum and Teaching Procedures) atau CTP
  1. B. Pengadministrasian
Pada penggunaan asesmen DCM, konselor perlu memahami prosedur pengadministrasian yang benar, sehingga proses pelaksanaan berjalan baik danhasil data yang diperoleh memiliki akurasi yang baik. Beberapa prosedur yang harus dilakukan memiliki beberapa tahapan yaitu:
1.      Perencanaan
a.       Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapatkan layanan asesmen.
b.      Menyiapkan lembar asesmen DCM sesuai jumlah peserta didik.
c.       Menyiapkan lembar jawaban DCM.
d.      Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik, kursi yang nyaman.

2.      Pelaksanaan
a.       Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan).
b.      Meminta individu menyiapkan alat tulis.
c.       Membagi lembar asesmen dan lembar jawaban DCM.
d.      Memberi instruksi cara pengerjaan DCM.
e.       Menginformasikan bahwa pengerjaan DCM tidak memiliki batas waktu.
f.       Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi DCM.
g.      Mengumpulkan hasil pengisian DCM.

3.      Pengolahan Hasil
a.       Konselor melakukan pengolahan hasil DCM dengan melakukan penghitungan secara kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan dan rumus yang telah ditetapkan.
b.      Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan analisis kualitatif.
c.       Pengolahan hasil DCM harus dilakukan paling lambat satu minggu setelah pengisian, mengingat permasalahan individu bersifat dinamis dan bisa mengalami perubahan.

c. Tujuan,  Kelebihan dan Kekurangan  DCM
Kegunaan DCM dalam proses asesmen dalam layanan Bimbingan dan Konseling yang memiliki kelebihan dan kekurangan
Tujuan DCM
Tujuan DCM yaitu untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang

1.      Kelebihan Daftar Cek Masalah
a.   Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksaan DCM dapat dilakukan secara klasikal, sehingga guru pembimbing dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak
b.  Pada akurasi data yang diperoleh melalui DCM memiliki validaritas dan reliabitas tinggi mengingat peserta didik yang mengisi dapat langsung melakukan pengecekan sendiri kesesuaian masalah yang dirasakan atau dialami, selain itu karena penyediaan butir permasalahan cukup banyak, maka memberi peluang data masalah yang diungkapkan melalui DCM bersifat teliti, mendalam dan meluas.
c.   Dari segi fungsinya, penggunaan DCM memudahkan peserta didik mengemukakan masalah, mengingat penyediaan butir permasalahan yang memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang sedang atau pernah dialaminya.
d.  Sistemasi jenis masalah yang dikelompokan dalam berbagai bidang mempermudah guru pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa data serta merumuskan kesimpulan masalah yang dialami peserta didik.
e.   Penggunaan DCM memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih mengenal peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera, konselor memiliki peta masalah individu maupun kelompok, hasil DCM dapat digunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dan yang lebih penting lagi peserta didik dapat memahami masalah yang dialami dan memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.
2.      Kekurangan Daftar Cek Masalah
a.       Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuensi dari banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang tersedia.
b.      Data yang diungkapkan melalui DCM masih bersifat umum berbentuk peta masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang, sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap masalah peserta didik, guru pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain seperti wawancara.
  1. Macam/Jenis Angket DCM
Daftar cek masalah yang selama ini digunakan oleh konselor di sekolah-sekolah, hanya memiliki satu macam/jenis saja, yaitu hasil adaptasi yang dikembangkan berdasarkan DCM yang dibuat oleh Ross L. Money.

  1. Langkah Penyusunan
Mengingat daftar cek masalah sudah tersedia, maka konselor dalam konteks ini tidak melakukan penyusunan sendiri, tetapi lebih memiliki posisi sebagai pengguna. Apabila konselor berkeinginan mengembangkan sendiri tentu saja tetap terbuka peluang untuk itu, bisa saja melakukan adaptasi ulang terhadap DCM yang ada dengan mencobakannya pada polulasi atau sampel peserta didik yang berbeda tingkat pendidikan dan berbeda wilayah administratif.


  Peran dan Fungsi Konselor
Pada proses asesmen menggunakan DCM, konselor memiliki peranan dan fungsi sebagai:
1.      Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan peserta didik sebagai asesmen, menyediakan angket DCM dan lembar jawaban sesuai jumlah peserta didik sasaran dan membuat satuan layanan asesmen DCM.
2.      Pelaksanaan, yaitu memberikan verbal setting menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data, memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3.      Melakukan pengolahan data mulai dari membuat tabulasi, menghitung,merangking dan mengklasifikasi persentase, membuat grafik persentase, membuat deskripsi analisis kualitatif hasil DCM.
4.      Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
  1. Langkah Pengolahan dan Analisis
Untuk mendapat gambaran peta masalah dan intensitas masalah peserta di didik secara individual maupun kelompok, guru pembimbing harus melaukan proses pengolahan dan analisis hasil pengisian DCM. Pengolahan dan analisis hasil dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Berikut langkah pengolahan:
1.      Pengolahan dan analisis data kuantitatif
2.      Pengolahan dan analisis data kualitatif
a.       Pada saat melakukan analisis data kualitatif, konselor perlu menelaah setiap butir pernyataan yang dipilih peserta didik untuk setiap bidang masalah.
b.      Konselor mengelompokkan dan menuliskan setiap butir masalah yang dipilih peserta didik sesuai dengan sebelas bidang masalah.
c.       Buat deskripsi masalah untuk setiap bidang dengan menarik kesimpulan umum dari seluruh butir masalah yang dipilih pada bidang tersebut. Berarti konselor menghasilkan kesimpulan 11 bidang masalah.
Konselor membuat deskripsi masalah keseluruhan yang dirasakan peserta didik dengan membuat analisis dinamika hubungan diantara bidang masalah yang memiliki persentase paling dominan atau yang memiliki klasifikasi kurang dan kurang sekali.
H.     Alasan Penggunaan DCM
Penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM) dilakukan atas dasar pertimbangan efisien, intensif, validitas dan reliabilitas (Sutoyo & Supriyo, 2008).
1.      Efisien, DCM dikatakan efisien, karena dengan DCM dapat diperoleh banyak data tentang masalah dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat
2.      Intensif, karena data yang diperoleh melali DCM lebih teliti, mendalam dan luas.
      Data semacam ini sulit diperoleh melalui teknik lain seperti observasi, otobiografi, wawancara, sosiometri dan sebagainya
3.      Validitas dan reliabilitas. DCM dikatakan valid dan reliabel, antara lain karena individu yang bersangkutan mengecek sendiri masalah yang telah atau sedang  dialami, di samping daftar jumlah item kemungkinan masalah yang tersedia cukup banyak, sehingga individu dapat mencermati dan memilih masalah yang sesuai dengan dirinya.

Kesimpulan dan Saran
A.   Kesimpulan
Untuk mengetahui atau mengukur tingakah laku manusia dapat menggunakan beberapa teknik non tes dalam pengumpulan data, salah satu nya adalah daftar cek masalah. Daftar cek adalah skala untuk mengukur setiap karakteristik atau aktifitas dari seseorang yang ingin diamati. Untuk dapat menggunakan daftar cek dengat baik maka sebelumnya kita harus memahami fungsi, ciri-ciri dan macam-macam penggunaan daftar cek masalah.
Daftar cek yang digunakan untuk megungkapkan masalah lazim dikenal dengan sebutan “daftar cek masalah” (DCM). Setelah sudah melakukan pengumpulan data, tugas konselor selanjutnya adalah menganalisis pekerjaan itu. Analisis ini dapat meliputi analisis individual dan kelompok.


B.   Saran
Sebagai calon guru bimbingan konseling harus mengetahui dan menguasai tentang tugas perkembangan anak didiknya,Dan kita juga harus mengetahui apa kegunaan dari DCM dalam bk,kekurangan dan kelebihan nya supaya intrumen ini bisa bermaanfat bangi guru bk dan pesertadidiknya.

DAFTAR PUSTAKA
1.        Sutoyo Anwar.2012.Pemahaman Individu.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
2.        Erikson, Damanik. 2013. Pengertian Daftar Cek Masalah ( DCM ) di akses di laman http://eriksondamanik.blogspot./2013/pengertian-daftar-cek-masalah-html

No comments:

Post a Comment

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Nama Konseli ...